PEKANBARU,SINARNUSANTARA.COM Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Riau, Decymus menyampaikan bahwa terdapat berbagai upaya yang dilakukan ...
PEKANBARU,SINARNUSANTARA.COM Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Riau, Decymus menyampaikan bahwa terdapat berbagai upaya yang dilakukan BI bersama Pemprov Riau dalam upaya pengendalian defisit pangan di Riau.
Adapun upaya pertama yang dilakukan adalah meningkatkan produksi pangan untuk menjaga ketahanan pangan. Dijelaskannya, inflasi naik di saat tertentu, seperti ramadan, habis musim panen, dan hari raya besar. Untuk itu, supaya lonjakan di titik tertentu tidak berulang, yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau salah satunya mengatur siklus tanam.
Oleh karenanya, petani diminta untuk tidak menanam secara bersamaan, disebabkan nanti akan terimbas ke petani juga karena harga sangat jatuh ketika panen secara bersamaan.
"Kemudian pada saat selesai panen barang tidak ada, agar pasokan ada sepanjang tahun dan nasib petani terangkat karena harga tidak jatuh, itu tanamnya diatur," ujarnya, usai menghadiri acara high level meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Provinsi Riau tahun 2021 di Hotel Grand Jatra Pekanbaru, Rabu (7/4/21).
Decymus menuturkan, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di Pemprov Riau akan mulai aktif memberikan edukasi ke petani supaya mengatur jarak tanam, lalu pihak BI akan terus memberikan pemahaman, pelatihan kepada UMKM supaya menanamnya jangan bersamaan, diatur, bergiliran, supaya produksi pangan penting selalu terjaga di Riau.
Ia menyebutkan, inflasi di Riau hanya dari lima kelompok bahan pangan yaitu kelompok bawang merah atau bawang putih, kelompok cabai seperti cabe merah, cabai hijau keriting dan lainnya, kemudian, beras, ayam dan telur.
"Kalau bisa kuasai lima itu aman kita. Di samping struktural, langkah-langkah lainnya adalah memperbaiki sisi produksi dan mengatur pola tanamnya," tuturnya.
Kepala BI Riau ini menambahkan, salah satu upaya pengendalian inflasi adalah masyarakat yang bijak dalam berbelanja. Terangnya, harga naik bukan karena distribusi macet , pasokan, tapi juga daya beli masyarakat yang berlebihan sehingga juga bisa memperburuk situasi.
"Makanya dari sisi BI lebih mengajak masyarakat untuk bijak dalam belanja. masyarakat kalau tidak perlu ya ditahan, belanja berlebihan itu juga bisa memperburuk situasi," ungkapnya.
COMMENTS